SAHAJANEWS.COM|BATAM- Polemik
terkait akses masuk jemaat Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Trans
Barelang, Batam, kembali mencuat setelah jemaat mengeluhkan pemagaran
jalan utama menuju lokasi ibadah mereka oleh pengembang PT Renggali.
Selain itu jemaat mengaku juga mendapat halangan dari petugas security sewaktu mencoba masuk kearah gereja dari arah yang berbeda yang merupakan kawasan PT Uway Makmur.
Namun, pihak pengembang PT Uway Makmur memberikan klarifikasi terkait tudingan tersebut.Perwakilan PT Uway Makmur, Khaeruddin, S.H., M.H., menyampaikan bahwa perusahaan mereka telah mendapatkan alokasi lahan dari BP Batam sejak tahun 2016. Menurutnya, lahan tersebut sudah memiliki PL resmi dari BP Batam lengkap dengan izin cut and fill dan reklamasi.
“Sebelumnya
kami sudah memberikan ganti rugi kepada pihak Benawar Lumbantoruan,
yang saat itu menguasai lokasi. Namun, setelah itu rupanya yang
bersangkutan kembali melakukan transaksi jual beli dengan jemaat GBKP
Trans Barelang,” ujar Khaeruddin dalam keterangannya.
“Kami bantah tegas. Perusahaan kami tidak pernah menutup akses jemaat untuk beribadah. Itu tidak benar,” tegasnya.
“Kami sudah mengusulkan solusi. Perusahaan siap memberikan sagu hati atas bangunan gereja yang ada, karena peruntukan lahan ini adalah perumahan subsidi. Kami berharap jemaat bisa memahami dan kita bisa duduk bersama untuk mencari solusi terbaik,” tambahnya.
Khaeruddin juga menyebut bahwa mediasi terkait persoalan ini telah dilakukan sebanyak tiga kali di Polsek Sagulung, namun belum menemui kata sepakat.
Sebelumnya, Ketua Majelis GBKP, Elieser Fernando Tarigan, menyampaikan bahwa sekitar 150 kepala keluarga telah beribadah di lokasi tersebut selama tiga tahun terakhir.
“Kami sangat bermohon kepada PT Renggali agar memberikan kembali akses masuk bagi jemaat untuk beribadah. Kami juga siap berdiskusi dengan PT Uway Makmur, apakah memungkinkan kami membeli lahan atau direlokasi ke tempat lain,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan PT Renggali, Toto, saat dikonfirmasi menyatakan bahwa akses ke gereja dibuka setiap hari Minggu. “Setiap hari Minggu akses dibuka. Tidak ada masalah. Gereja juga sedang dalam proses penyelesaian,” katanya melalui pesan WhatsApp.(jhon)